Apakah kamu pernah bertanya-tanya bagaimana sebenarnya cara menentukan harga jual produk yang tepat dalam bisnis online?
Apakah kamu sering merasa kebingungan atau ragu saat harus menentukan angka yang pas untuk produkmu?
Nah, menentukan harga jual produk memang merupakan aspek yang krusial dalam menjalankan bisnis online.
Namun, dengan pemahaman yang tepat tentang berbagai metode penetapan harga dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, kamu dapat mengambil keputusan yang lebih bijak dan efektif dalam menetapkan harga produkmu.
Apa Itu Harga Jual Produk?
Mungkin kamu sedang bertanya-tanya, apa sebenarnya yang dimaksud dengan harga jual produk? Apakah hanya sebatas angka yang kamu tentukan untuk memperoleh keuntungan?
Sebenarnya harga jual produk adalah harga yang kamu tetapkan untuk memperoleh pendapatan dari bisnis onlinemu.
Tapi tunggu dulu, ada lebih dari sekedar itu. Harga jual produk juga mencerminkan nilai dari produk yang kamu tawarkan kepada pelangganmu.
Dalam kata lain, harga tersebut merupakan cerminan dari kualitas, keunikan, dan manfaat produk yang kamu jual.
Kenapa Menentukan Harga Jual Produk Itu Penting?
Sekarang pertanyaannya adalah, kenapa menentukan harga jual produk itu penting dalam bisnis online?
Mari kita bayangkan situasi ini: jika kamu menjual produk dengan harga terlalu tinggi, maka kamu mungkin akan mengalami kesulitan untuk menarik pelanggan.
Di sisi lain, jika kamu menjual produk dengan harga terlalu rendah, maka kamu mungkin akan kehilangan keuntungan yang seharusnya kamu dapatkan.
Oleh karena itu, menentukan harga jual produk dengan bijak sangat penting.
Harga yang tepat akan membantu kamu menarik pelanggan, memperoleh keuntungan yang wajar, dan menjaga kelangsungan bisnis onlinemu.
Faktor yang Mempengaruhi Harga Jual Produk
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga jual produk dalam bisnis onlinemu, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Biaya
Biaya merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan harga jual produk. Biaya ini dapat dibedakan menjadi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).
Biaya tetap adalah biaya yang tetap tidak peduli berapa banyak produk yang kamu jual, seperti biaya penyewaan tempat usaha atau biaya langganan software.
Sementara itu, biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan jumlah produk yang kamu produksi atau jual, seperti biaya bahan baku atau biaya pengiriman.
2. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi juga mempengaruhi harga jual produk.
Misalnya, jika ekonomi sedang lesu, kamu mungkin perlu menyesuaikan harga produk agar tetap terjangkau bagi pelanggan.
Di sisi lain, jika ekonomi sedang berkembang pesat, kamu mungkin dapat menetapkan harga yang lebih tinggi karena pelanggan lebih bersedia untuk mengeluarkan uang.
3. Permintaan dan Penawaran Pasar
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah permintaan dan penawaran pasar.
Jika permintaan terhadap produkmu tinggi sedangkan penawarannya terbatas, maka kamu mungkin dapat menetapkan harga yang lebih tinggi.
Namun, jika persaingan di pasar sangat ketat dan penawaran lebih besar daripada permintaan, maka kamu perlu mempertimbangkan untuk menetapkan harga yang lebih rendah agar dapat bersaing dengan pesaingmu.
4. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi harga jual produkmu. Pemerintah bisa memberlakukan pajak atau regulasi tertentu yang berdampak pada harga produk.
Oleh karena itu, kamu perlu memahami dan mengikuti kebijakan pemerintah terkait harga jual produk agar bisnis onlinemu tetap berjalan dengan lancar.
Metode dalam Menentukan Harga Jual Produk
1. Cost Based Pricing
Cost Based Pricing merupakan metode penetapan harga berdasarkan biaya produksi dan keuntungan yang diinginkan.
Dalam metode ini, kamu akan menghitung total biaya produksi, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja, overhead pabrik, dan lain-lain.
Setelah itu, kamu akan menambahkan markup atau margin ke biaya tersebut untuk mendapatkan harga jual produk.
Markup ini bisa berupa persentase tertentu dari biaya atau keuntungan yang diinginkan.
Contoh perhitungannya:
Misalkan biaya produksi suatu produk adalah Rp. 50.000 dan kamu ingin mendapatkan keuntungan sebesar 30%. Maka, kamu akan menambahkan markup sebesar 30% dari biaya produksi:
- Markup = Rp. 50.000 x 30% = Rp. 15.000
- Harga Jual Produk = Biaya Produksi + Markup = Rp. 50.000 + Rp. 15.000 = Rp. 65.000
2. Competition Based Pricing
Competition Based Pricing adalah metode penetapan harga yang didasarkan pada harga yang ditetapkan oleh pesaing di pasar.
Dalam metode ini, kamu akan melakukan penelitian tentang harga produk serupa yang ditawarkan oleh pesaingmu.
Kemudian, kamu dapat menentukan apakah kamu ingin menjual produk dengan harga yang lebih rendah, setara, atau lebih tinggi dari harga pesaing.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah kualitas produk, keunikan, dan value-added yang ditawarkan.
Contoh perhitungannya:
- Jika produk serupa yang ditawarkan oleh pesaing dijual dengan harga Rp. 60.000, kamu dapat memilih untuk menjual produkmu dengan harga yang setara, yaitu Rp. 60.000.
- Atau, jika produkmu memiliki keunggulan tertentu, kamu bisa menjualnya dengan harga yang lebih tinggi, misalnya Rp. 70.000.
3. Customer Based Pricing
Customer Based Pricing merupakan metode penetapan harga yang berfokus pada preferensi dan kecenderungan harga dari konsumen.
Dalam metode ini, kamu akan mengidentifikasi segmen pasar dan melakukan penelitian tentang harga yang diinginkan atau sanggup dibayarkan oleh pelanggan dalam segmen tersebut.
Berdasarkan penelitian tersebut, kamu dapat menyesuaikan harga produk agar sesuai dengan keinginan dan kemampuan pembeli.
Contoh perhitungannya:
- Jika kamu menargetkan segmen pasar dengan penghasilan menengah ke atas dan setelah melakukan penelitian, kamu menemukan bahwa pelanggan dalam segmen tersebut bersedia membayar harga produk sekitar Rp. 300.000.
- Maka, kamu dapat menentukan harga jual produkmu sekitar Rp. 300.000 agar sesuai dengan preferensi pelanggan.
4. Value Based Pricing
Value Based Pricing adalah metode penetapan harga berdasarkan nilai atau manfaat yang dirasakan oleh pelanggan.
Dalam metode ini, kamu akan menentukan harga berdasarkan nilai tambah yang diberikan oleh produkmu dibandingkan dengan produk serupa di pasar.
Faktor-faktor seperti kualitas, keunikan, kenyamanan, dan kepuasan pelanggan menjadi pertimbangan utama dalam menentukan harga.
Contoh perhitungannya:
- Jika produkmu memiliki fitur tambahan, kualitas yang lebih baik, atau pelayanan yang superior dibandingkan dengan produk serupa di pasar, maka kamu dapat menetapkan harga yang lebih tinggi untuk mencerminkan nilai tambah tersebut.
- Misalnya, jika produk serupa dijual dengan harga Rp 50.000, kamu bisa menjual produkmu dengan harga Rp. 70.000 berdasarkan nilai tambah yang diberikan.
5. Break Even Pricing
Break Even Pricing adalah metode penetapan harga yang bertujuan untuk mencapai titik impas (break even point), di mana pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan operasional.
Dalam metode ini, kamu akan menghitung total biaya tetap dan biaya variabel yang terkait dengan produksi dan penjualan produkmu.
Tujuan utamanya adalah untuk menjual produk dengan harga yang cukup tinggi untuk menutupi semua biaya yang dikeluarkan.
Cara perhitungannya:
- Hitung Total Biaya Tetap (Fixed Cost): Ini mencakup biaya yang tetap tidak peduli berapa banyak produk yang kamu produksi atau jual, seperti biaya sewa tempat usaha, biaya utilitas, gaji karyawan tetap, dan biaya pemasaran tetap.
- Hitung Biaya Variabel Per Unit: Ini mencakup biaya yang berubah seiring dengan jumlah produk yang kamu produksi atau jual, seperti bahan baku, biaya tenaga kerja tambahan, biaya pengiriman, dan biaya pemasaran variabel.
- Tentukan Harga Jual Per Unit: Setelah menghitung total biaya tetap dan biaya variabel per unit, tentukan berapa banyak unit produk yang kamu harapkan untuk dijual dalam periode tertentu. Dengan menggunakan target penjualan tersebut, kamu dapat membagi total biaya (tetap + variabel) dengan jumlah unit produk yang diharapkan untuk dijual.
- Tambahkan Markup atau Keuntungan yang Diinginkan: Setelah mendapatkan harga jual per unit dari langkah sebelumnya, tambahkan markup atau keuntungan yang diinginkan ke harga tersebut. Markup dapat berupa persentase tertentu dari biaya atau keuntungan yang diinginkan.
Contoh perhitungannya:
- Misalkan total biaya tetap dalam periode tertentu adalah Rp. 10.000.000 dan kamu mengharapkan untuk menjual 500 unit produk. Biaya variabel per unit adalah Rp. 20.000. Maka, perhitungannya adalah:
- Biaya Tetap per Unit = Total Biaya Tetap / Jumlah Unit Produk = Rp. 10.000.000 / 500 = Rp. 20.000
- Harga Jual Per Unit = Biaya Tetap per Unit + Biaya Variabel per Unit = Rp. 20.000 + Rp. 20.000 = Rp. 40.000
- Jika kamu ingin mendapatkan keuntungan sebesar 30%, tambahkan markup:
- Markup = Rp. 40.000 x 30% = Rp. 12.000
- Harga Jual Produk = Harga Jual Per Unit + Markup = Rp. 40.000 + Rp. 12.000 = Rp. 52.000
Dalam contoh ini, harga jual per unit sebesar Rp. 52.000 akan memungkinkan kamu untuk menutupi semua biaya yang dikeluarkan dan mencapai titik impas ketika kamu berhasil menjual 500 unit produk.
Dalam menjalankan bisnis online, menentukan harga jual produk adalah langkah penting yang harus kamu perhatikan.
Berbagai metode di atas dapat membantu kamu dalam penetapan harga yang tepat.
Setiap metode memiliki kelebihan dan pertimbangan yang perlu kamu perhatikan sesuai dengan kondisi bisnis dan kebutuhan pelangganmu.
Penting untuk memahami nilai produkmu, menganalisis pasar, dan menjaga keseimbangan antara keuntungan dan daya saing.
Dengan menggunakan pendekatan yang bijaksana, kamu dapat menentukan harga jual produk yang sesuai, menarik pelanggan, dan mendukung pertumbuhan bisnis onlinemu secara berkelanjutan.